Minggu, 04 Oktober 2015

Luruskan Niat

Seorang lelaki mengunjungi orang suci.
"Aku ingin membangun tempat ibadah," kata lelaki itu.
"Perbaikilah niatmu."
"Aku telah memperbaiki niatku."
"Baiklah, jika niatmu telah benar aku ingin bertanya, bagaimana jika setelah tempat ibadah selesai lalu masyarakat menganggap orang lain yang telah membangunnya? Mereka sama sekali tidak menyebut namamu," tanyanya.
"Tentu akan terasa berat bagiku," jawabnya.

"Niatmu belum benar," kata orang suci.
***
Datang seorang lelaki lain.
"Aku ingin membangun tempat ibadah ikhlas demi Allah."
"Berikan kepadaku dana yang telah kau siapkan untuk membangun tempat ibadah itu. Nanti terserah padaku, akan kugunakan uang itu untuk membangun masjid, makan, atau dibagi-bagikan. Tapi di akhirat nanti, kamu akan mendapat pahala membangun tempat ibadah."
"Akan kupikir-pikir dulu." Setelah berpikir, lelaki itu menolak usulan orang suci itu.
***
Seorang laki-laki lain datang menemui orang suci.
"Aku ini seorang pedagang. Sudah lama aku berniat membangun tempat ibadah semata-mata karena Allah. Untuk mewujudkan cita-citaku ini, aku menabung tiap kali memperoleh keuntungan. Sekarang tabunganku telah cukup untuk membangun tempat ibadah."
"Jika kamu benar-benar ingin membangun tempat ibadah, berikanlah tabunganmu itu kepadaku, terserah aku, akan kugunakan uang itu untuk membangun, menyedekahkan, atau memakannya. Tetapi, di surga nanti, kamu akan memperoleh pahala membangun tempat ibadah tersebut dan pahala dari orang-orang yang beribadah di dalamnya."
"Ya, jika benar ucapanmu itu, akan kuserahkan semua tabunganku padamu dan aku tidak perlu bersusah-payah memikirkan pembangunan tempat ibadah. Aku akan pulang untuk mengirimkan uang itu kepadamu. Gunakanlah uang itu sesukamu," Kata lelaki itu kegirangan.
"Aku ini tidak membutuhkan tabunganmu. Aku hanya ingin menguji niatmu. Sekarang, bangunlah sebuah tempat ibadah olehmu dan umumkanlah rencana pembangunan itu kepada masyarakat karena niatmu telah benar."

(Sumber : Buku "Bukan Untuk Dibaca" karya Deassy M. Destiani)

Pesan : Segala sesuatu itu tergantung niat. Karena jika niat awalnya salah maka apa yang kita dapatkan juga tidak bermakna alias sia-sia. Selalu niatkan apa pun yang akan kita kerjakan hanya karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Insya Allah pahala, rezeki, dan amal baik menjadi milik kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar